JATUH CINTA

Saya kangen jatuh cinta, jatuh cinta yang saya ingat dulu adalah saat badan saya terasa demam ‘literally’, kalau diibaratkan seperti lokomotif kuping dan ubun2 saya bisa mengeluarkan asap. saya juga ingat kalau saya jatuh cinta saya terlihat lebih kurus dan langsing, terdengar bodoh Cuma jatuh cinta bikin saya tidak nafsu makan. Iya deh emang bodoh itu mah. Atau jaman cengar cengir dengan bibir joker kalau lagi sumringah, padahal cuma karena dapet sms garing yang isinya ‘lagi apa?’. Plis deh, biasa aja kaleee.

But as age getting its plus, banyak yang kita lupa, banyak hal yang kita tinggalkan, kebanyakan mungkin menyangkut dengan hal yang bersifat naif dan klise, lagi2 katanya karena orang dewasa lebih tau mana realita mana mimpi, atau jangan2 kita memang berubah menjadi orang yang dingin dan sarkastik menghadapi hidup ?

Menulis ini tidak berarti saya tidak pernah jatuh cinta lagi, hanya saja reaksi kimia ditubuh sepertinya sudah tidak asik lagi.

Boleh dibilang curhat, saya cerita soal ini pada teman saya, jawabannya kira-kira seperti ini ‘we’re not teenagers anymore, we dont feel love like we used to, because now we know what love feels like, and instead having those fever, we react on how do love each other properly, that’s called growing up’ as wise as it sounds i still find it really sucks. Growing up is sucks. Saya jadi agak pesimis mendengarnya, sedih karena memang benar. Cliche karena memang itu nyatanya.

Being a grow up doesn’t always as amaze as those firecrackers, as an exchange we can have a beautiful fireworks. There might not be those silly billy dancing when you’re in love. But, love will be love, even its not a fever as a sign. Tidak lagi soal betapa lucu dan konyol, mungkin lebih seperti how beautiful life is when you’re in love. Saya ingin jatuh cinta, beautifully.

Kalau kalian merasakan hal yang sama, Selamat, mungkin kalian memang sudah dewasa.