SCAR TISSUE

Banyak air mata yang saya tidak bisa fahami, mengapa begitu besar kosong yang terasa dan saya tidak punya hadiah untuk membuatmu merasa lebih baik, tidak juga untuk merubah keadaan yang ada, tidak juga untuk menjadikan mimpimu nyata di dunia kita sekarang.

Dunia saya tidak terlalu terasa begitu gila lagi, tidak juga begitu chaos dan kusut. Dunia saya jauh lebih bahagia, tidak terasa begitu kompleks namun  juga sangat jauh dari sempurna. Saya sadar,kehilangan kamu seperti kehilangan sebuah nyawa, yang memberi saya nafas untuk percaya bahwa dunia hanya butuh kebaikan dan cinta akan apa yang kita lakukan. Kamu jauh mengajari itu, sebelum saya sadar bahwa saya begitu istimewa.

Dengan kamu, saya begitu terusik sekaligus merasa  ada di dunia yang saya inginkan, kita tidak hanya berbagi mimpi tapi juga berbagi keanehan yang hanya kita berdua yang mengerti. Kita tidak lagi bicara, tidak lagi berbagi, kita begitu hebat belajar melupakan dan menyimpan memori diri  kita masing masing di sebuah pojok perih kemunafikan.

Suatu saat nanti, saya akan punya keberanian untuk melihat matamu, berucap, mengalirkan semua kalimat yang selama ini saya simpan dalam kesendirian saya bersama sunyi. Pojok meja itu bukan menjadi satu tempat favorit saya, tempat dimana kamu duduk, untuk masuk keruangan itupun hampir tak punya kekuatan.

Suatu saat nanti, saya akan menghampiri kamu, tanpa perlu menundukan wajah, akan berdegup melihat kearah matamu, meraih tangan kurusmu dengan setengah dari nafasku, mengajakmu untuk berbicara, sekedar meminta maaf, tidak untuk membuatmu mengerti, tapi membuatmu mendengar bahwa sampai kapanpun, memori itu tidak akan pernah membusuk, hanya akan membuat saya melihat, masih banyak mimpi yang harus saya selesaikan... dan saya kangen, itu saja.

No comments: